Alfability, Strategi Marketing?
Tidak sengaja melihat video Sandi karyawan Alfamart di Facebook Alfamart. Sandi Nur Rohmat adalah salah satu karyawan penyandang disabilitas yang bekerja di Alfamart Tangerang sebagai asisten kepala toko. Sehari-hari Sandi malkukan pekerjaannya dengan wajah ceria. Sandi terlihat cekatan dan ramah melayani konsumen. Selain Sandi ada juga Muhammad Hilman yang bekerja di Alfamart Tangerang. Mereka berhasil membuktikan kepada diri sendiri dan dunia, mampu bekerja laiknya orang normal lainnya.
Menurut situs CNBC Indonesia per tanggal 3 Desember 2022 jumlah karyawan tersebut sebanyak 1.112 orang, jumlah yang luar biasa banyaknya, respect terhadap Alfamart.
Sejak tahun 2016 Alfamart melalui program Alfability (ALfa Ability) membuka kesempatan penyandang disabilitas bergabung untuk bekerja di toko ritel yang telah memiliki jaringan di seluruh Indonesia itu. Hal itu didasari oleh rasa percaya manajemen yang menaungi Alfamart bahwa setiap orang tidak terkecuali penyandang disabilitas memiliki kemampuan atau ability, asal diberikan kesempatan dan kepercayaan. Langkah Alfamart ini merupakan bentuk kepedulian yang patut diapresiasi sekaligus implementasi dari UU No.8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Perusahaan lain semestinya dapat meniru langkah baik yang dilakukan oleh Alfamart.
Langkah baik Alfamart tersebut tentu saja mendapat respon positif dari berbagai kalangan termasuk netizen. Di era digital seperti saat ini berita mengenai program Alfability tersebut cepat menyebar luas, yang secara tidak langsung telah membangun image positive bagi usaha ritel tersebut. Tidak sedikit netizen yang berkomentar akan pindah belanja ke Alfamart karena adanya tayangan video dan berita di media sosial. Memang belum ada riset yang membuktikan bahwa jumlah konsumen yang belanja di Alfamart meningkat karena adanya program Alfability. Namun Alfamart sudah berhasil menarik simpati dari netizen, dan kemungkinan besar mereka akan pindah belanja ke Alfamart sebagai bentuk dukungan kepada kaum difabel melalui Alfamart.
Jika dilihat dari strategi marketing, ini merupakan langkah jitu Alfamart sebagai soft promotion atau sof selling. Era digital seperti sekarang terjadi perubahan perilaku konsumen dalam mendapatkan informasi mengenai suatu produk atau perusahaan. Konsumen saat ini tidak tertarik dengan promosi atau informasi yang terlihat menawarkan produk secara terang-terangan dan terlihat sedang berjualan. Konsumen diera sekarang lebih tertarik pada promosi yang tidak terlihat ingin ''menjual'', maka strategi promosi dalam bentuk story telling makin berkembang. Seperti cerita Sandi dan penyandang disabilitas lain yang bekerja di Alfamart yang ditayangkan melalui media sosial mendapat perhatian dari netizen (konsumen) tanpa sadar bahwa mereka sedang menonton tayangan iklan dari sebuah perusahaan. Konsumen yang menonton bahkan dengan sukarela akan meninggalkan toko langganan sebelumnya dan berpindah ke Alfamart dan akan cenderung loyal. sebuah strategi jitu dalam memenangkan hati konsumen.
Apapun alasan yang mendasari Alfamart baik itu sebagai bentuk kepedulian, implementasi Undang-undang, strategi marketing ataupun soft promotion langkah Alfamart ini layak mendapat dukungan dari semua pihak. Semoga langkah ini bisa diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain, sehingga penyandang disabilitas semakin mendapat kesempatan yang lebih luas dalam dunia kerja. Alfamart berani beda, Alfamart semakin banyak manfaat bagi masyarakat.
No comments:
Post a Comment