Thursday, June 25, 2020

Tentang Studi S3 dan Menulis Disertasi


     S3 dan Disertasi

Setiap mahasiswa doktoral memiliki kisah tersendiri selama menempuh studi. Terutama  pada saat menulis disertasi.

Menulis disertasi bagai berlayar dilautan tak bertepi, bilakah akan sampai? Begitu banyak tantangan dan rintangan datang silih berganti dan tak terduga.

Ujian dan cobaan setia mengiringinya, hanya jiwa yang gigih yang mampu melalui.

Studi S3 bukan hanya belajar akademik, tetapi belajar ilmu kehidupan, di universitas kehidupan, karena bukan hanya ujian materi akademik  yang dihadapi, namun berbagai ujian hidup menyertai.

Saya sebut Perjalanan spiritual karena bukan hanya ujian materi kuliah dan penelitian yang dihadapi, ujian keimanan kerap terjadi.

Seberapa pintar, dan cerdasnya manusia  jika Yang Maha Memiliki ilmu belum berkenan menurunkannya, maka tak setetespun ilmu dapat diserap oleh otak. Ini kerap terjadi

Seberapa kuat diri melangkah dan berusaha, tidak akan sampai jika Tuhan belum ridho (Rahayu, 2019).

Bisa lulus studi doktoral itu bukan karena diri yang hebat, tetapi karena kebaikan dan pertolongan Allah SWT. Manusia hanya diminta ikhtiar saja, tanpa pertolonganNya, pasti tidak akan bisa. Semua hanya karena Allah…

Banyak sekali formula yang digunakan untuk menulis disertasi. Setiap mahasiswa doktoral pasti memiliki ritme dan gaya menulis tersendiri. Waktu untuk menyelesaikan disertasi yang panjang dan lama, membuat mahasiswa semakin mengenal dan memahami dirinya dalam hal produktif menulis. Berikut ini akan dibahas mengenai serba – serbi studi S3 dan menulis disertasi.

Ketahui Dan Pahami Seluruh Tahapan Studi

Setiap kampus memiliki peraturan dan jumlah tahapan disertasi yang harus ditempuh oleh mahasiswanya. Mahasiswa wajib mengentahui seluruh tahapan studi tersebut dari awal sampai akhir. Sebagai contoh, tahapan studi, setelah dinyatakan Diterima sebagai mahasiswa biasanya tahapan studi itu adalah mengikuti matrikulasi (jika ada), kuliah teori selama 2 smstr, Independen study, riset project, proposal disertasi, ujian proposal,seminar proposal, pengambilan data penelitian, pengolahan dll., seminar hasil, ujian kelayakan, ujian tertutup, ujian terbuka dan wisuda.

Sambil menulis disertasi mahasiswa juga biasanya wajib publikasi prosiding dan artikel terindeks scopus atau jurnal bereputasi. Ini yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, jangan Cuma asyik berkutat pada penulisan disertasi saja, namun harus bisa membagi waktu untuk menulis dan melakukan publikasi ilmiah.

Prosiding ini dapat diperoleh ketika mahasiswa telah mengikuti konferensi internasional/nasional, begitupula dengan artikel terindeks scopus atau thomsom reuters. Khusu untuk publikasi  jurnal ada dua jalur yang bisa ditempuh prosesnya. Pertama, mengikuti konferensi internasional, artikel dipresentasikan terlebih dahulu dikonferensi internasional, kemudian dilanjutkan dipublikasi dijurnal bereputasi jika direkomenadsikanoleh panitia konferensi. Kedua, tanpa dipresentasikan terlebih dahulu, tetapi langusng disubmit ke jurnal yang kita pilih sendiri.  

Studi pustaka langusng dituliskan di bab 2, hal ini untuk mencegah sumber literasi atau pustaka agar tidak tercecer entah kemana, karena disertasi merupakan perjalanan meneliti dan menulis jangka panjang 3-4 tahun bahkan lebih. Tanpa organisir atau arsipasi yang baik maka akan mudah lupa konsep dan hilang.

 

Memilih Topik Penelitian Sesuai Passion

Memilih topik penelitian sesuai passion ini sangat penting, mengingat perjalanan menyelesaikan studi dan menulis disertasi membutuhkan waktu yang tidak sebentar, juga membutuhkan energi yang ekstra. Banyak rintangan dan tantangan tidak terduga.

Passion akan membantu mahasiswa memiliki daya juang, energi, kesabaran, semangat tidak pernah pudar, tidak mudah putus asa dan menyerah. Setidaknya itulah alasan mengapa penting memilih topik penelitian sesuai passion.

Misalnya seorang mahasiswa bidang manajemen pemasaran, memiliki passion tentang syariah marketing. Senang mengamati perkembangan bisnis yang berkaitan dengan syariah, maka akan lebih tepat jika memilih topik penelitian mengenai pemasaran syariah.

Lebih spesifik lagi, pilihan dalam bidang syariah marketing adalah perkembangan bisnis pakaian muslimah, kosmetik, perhotelan, pariwisata, halal food, perubahan perilaku konsumen, label halal, dan lain-lain. Banyak hal yang bisa digali kemudian dijadikan topik penelitian disertasi. Tentu saja harus dikaitkan dengan fenomena bisnis literature penelitian yang ada, karena sejatinya penelitian disertasi merupakan penelitian yang mengangkat tema peristiwa dalam dunia nyata, dengan konsep, teori dan penelitian empiris yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Kemduian dicari celah mana yang belum selesai, atau masih bisa dimasuki, sebagai solusi guna menjawab permasalahan yang dihadapi. Proses panjang tersebut akan sangat terbantu dengan energi yang ditimbulkan oleh passion.

Pahami atau gunakan software manajer pustaka,

Mandeley atau endnote. Software tersebut sangat membantu penulis dari kesalahan sitasi dan memudahkan penulis tidak perlu menulis satu per satu daftar pustaka, karena akan muncul secara otomatis dan sudah berurutan sesuai abjad. Sehingga kesalahn penulisan maupun urutan abjad bisa dihindari. Ya sangat meringankan beban mahasiswa.

Ide

Ide kadang mengalir deras dan datangnya tidak terduga. Saat menunggu ide untuk menulis, tidak juga muncul. Namun, saat tidak direken justru hadir dan ,memnaglir deras. Kalau sudah seprti ini jangan biarkan ide muncul dan hilang, dengan alasan masih sibuk melakukan aktifitas tertentu. Tangkap ide itu, dan segera tulis di note book atau di handphone (HP), jangan hanya merngandalkan ingatan dikepala. Mahasiswa S3 biasanya banyak sekali urusan dan pekerjaan yang harus dilakukan, sehingga akan sulit mengingat-ingat ide yang pernah hadir dalam pikiran.

Dengan catatan harus diorganisir yang rapi, misalnya beri judul Bank Ide Disertasi. Didalam bank ide itu berisi ide-ide yang melintas yang berkaitan dengan disertasi. Tidak peduli kapan ide itu bisa dikembangkan yang penting catat dulu, sehingga mudah bagi kita ketika akan mengembangkan ide tersebut pada saat waktu memungkinkan.

Memiliki Komunikasi Yang Baik Dengan Team Promotor

Untuk bisa berkomunikasi yang baik dengan tim promotor, harus dibangun sejak awal bimbingan disertasi. Sebelum memilih tim promotor ada baiknya, kita mengenal dulu siapa mereka. Caranya bisa kita gali informasi melalui media sosial, data dosen diPDPT, bertanya kakak tingkat, staf Kampus. Bisanya mereka sudah berpengalaman mengetahui kebiasaan dosen tersebut. Ini untuk menghindari percakapan yang salah. Kalau menurut salah satu dosen saya, harus bisa membangun kemistri dengan dosen oembimbing, supaya ketika bimbngan itu bisa enak komunikasinya, diskusinya. Umumnya dosen pembimbing akan support mahasiswanya jika sudah baik komunikasi, apalgi ada kemistri. 

Kalau Bahasa jawanya nyerateni. Misalnya dari hasil Tanya-tanya kepada kakak kelas, Bapak A tidak suka dihubungi langsung melalui ponselnya, tapi harus melalui stafnya.

Banyak Membaca Literasi Terkait Bidang Riset yang Diminati

Seberapa banyak jurnal yang harus dibaca ketika menulis proposal disertasi?, ada yang mengatakan minimal 20 tetapi lebih banyak akan lebih baik. Dengan banyak membaca jurnal yang banyak maka akan membantu menemukan topik penelitian yang akan untuk disertasi.

Tidak hanya sekedar membaca namun sebaiknya dibuat catatan khusus tentang isi jurnal tersebut. Catatan jurnal itu disebut mapping jurnal. Lebih mudahnya dibuat tabel dengan beberapa kolom yang berisi antara lain. No, Pengarang, Judul artikel & tahun, Variabel bebas, Variabel Terikat, Variabel Mediasi/moderasi, alat analisis yang digunakan, batasan penelitian, kesimpulan, saran penelitian kedepan, kotribusi atau implikasi. Disisi lain perlu dicatat, apa novelty atau kebaruannya?. Populasi, sampel. Silahkan dibuat sesuai kebutuhan, informasi apa saja yang dapat anda kumpulkan. Kalau sudah paham boleh dilengkapi kritik menurut anda.

Selalu Lakukan Back Up Naskah Disertasi

Back up naskah disertasi kedalam beberapa software maupun hardware sangat penting dilakukan guna mkengantisipasi berbagai gangguan yang sangat mungkin terjadi.  Gunakan Flasdisk, Hardsisk external, CD, Googledrive, laptop atau komputer yang lain untuk menyimpan nasakah disertasi.  Selain itu bisa diprint dan dijilid sebagai arsip.  Gak ribet memang namun lebih ribet lagi jika tidak di back up dan kehilangan file naskah.

Beberapa mahasiswa sudah pernah mahasiswa yang mengalami kejadian-kejadian seperti laptop hilang, atau laptop kena virus sehingga data tidak bisa diselamatkan. Sebelum itu terjadi  tidak ada salahnya  belajar dari mereka agar hal buruk itu tidak terjadi menimpa diri. Sedia payung sebelum hujan.

Bersahabat dengan Mesin Pencari

Google memiliki banyak fasilitas yang dapat membantu kelancaran menulis disertasi seperti google Scholar, Google Translate. Google scholar merupakan salah satu mesin pencari yang  menyediakan berbagai artikel gratis dan berbayar. Tidak hanya google scholar saja, banyak sekali penyedia artikel bereputasi yang bisa digunakan untuk mencari referensi.

Biasanya universitas besar seeprti UGM, UNS, dan lainnya berlangganan jurnal internasional yang bisa diakses oleh mahasiswa secara gratis. Kalau dikampus tempat kuliah tidak tersedia bisa lho, mengakses dari kampus lain, biasanya ada biayanya. Dulu pernah ke UGM yaitu di lab komputer, hanya membayar 20 ribu per jam. Dengan biaya segitu, sudah bisa mengakses berbagai jurnal bereputasi.

Maka penting sekali memahami teknik mencari jurnal, memasukan keywords yang tepat, agar artikel yang diperlukan cepat ditemukan, sehingga tidak memakan waktu terlalu lama. Keterampilan mencari artikel ini memang penting dimiliki oleh mahasiswa. Semakin sering melalukan pencarian, maka keterampilan ini akan semakin terasah.

Jika perlu minta bantuan pustakawan untuk membantu memahami hal-hal dan teknik-teknik pencarian yang efektif dan cepat. Biasanya perpustakaan suatu kampus mengadakan pelatihan mengenai cara efektif mengakses dan mencari jurnal bereputasi yang diperlukan.

Menulislah tema/topik sesuai bidang kajian keilmuan Anda

Ilmu memang tidak berdiri sendiri, namun saling beririsan dengan bidang ilmu lainnya. Namu, perlu digaris bawahi, porsinya harus lebih banyak ilmu utama dibanding ilmu  pendukung atau pelengkap. Misalnya, Topik manajemen pemasaran, dan perilaku konsumen, ini sangat dekat dengan ilmu psikologi. Kalau tidak hati-hati kita akan lebih banyak mengambil porsi ilmu psikologi dibanding ilmu manajemen pemasaran dan perilaku konsumen.

Hal ini tentu akan menyulitkan mahasiswa itu sendiri, pada saat ujian. Apalagi jika penguji berasal dari bidang ilmu pelngkap yang kita gunakan. Bisa dibabat habis, hehe. Misalnya mahasiswa meneliti bidang manajemen pemasaran dan perilaku konsumen, diuji oleh ahli psikologi. Tentu akan menjadi masalah besar, karena mahasiswa tidak mendalami ilmu tersebut. Ini yang harus menjadi perhatian mahasiswa.

KPH metode menulis Kata Per Hari

Terinspirasi dari tulisan Pak Jonathan Lassa (2017) saya mulai membiasakan diri menulis menggunakan metode KPH (kata per hari). Target saya menulis minimal 300 kata per hari. Idealnya jumlah kata dalam disertasi antara 75.000 – 90.000 kata. Kita bisa membuat target disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan serta waktu. Misalnya ingin menulis 10 ribu kata dalam 10 hari, maka setiap hari harus bisa menyelesaikan minimal 1000 kata.

Miliki teman Diskusi dan Berbagi

Teman berbagi sangat penting bagi mahasiswa S3. Dosen saya menyarankan agar tidak memendam sendiri masalah-masalah yang dihadapi terkait disertasi. Sering sharing dan diskusi dengan teman akan sangat membantu memecahkan masalah, mengurai ide-ide dikepala gar mudah ditransfer kedalam tulisan.

Secara emosional ini juga sangat bermanfaat agar mahasiswa tidak tertekan, dan stress. Dengan berbagi diri jadi merasa tidak sendiri, masalah tidak menumpuk, dan cepat terurai. Sebab masalah yang dipendam sendiri dan menumpuk dipikiran, akan berakibat pada kesehatan fisik maupun mental.

Alhamdulillah waktu menempuh studi memiliki teman, sahabat rasa saudara untuk berbagi dalam banyak hal. Tidak hanya persoalan studi yang bisa kami bagi, tetapi tentang persoalan keluarga bahkan peristiwa yang sedang viral. Namun kami lebih banyak berbagai dan berdiskusi mengenai studi dan penelitian disertasi.

Meskipun kami berbeda bidang kajian namun tidak menghalangi kami untuk saling berbagi. Kadang lucu juga sih, saya bercerita mengenai masalah-masalah dibidang yang saya tekuni, meskipun teman saya itu tidak paham namun setelah bercerita, timbul ide-ide segar, dan semangat baru. Begitu juga sebaliknya, yang penting kami merasa cocok saja, hehe. Jadi tidak harus teman yang satu bidang, yang penting ada kecocokan dan bersedia mendengarkan, lebih baik lagi kalau bersedia menyumbangkan saran.

Beliau memang perempuan yang luar biasa, aktif, dan enerjik sekali. Setelah ngobrol dengan beliau ini saya seringnya jadi lebih semangat dan menginspirasi.  

Tempat ngobrol bisa dimana saja, tidak harus dikafe, kadang kami lesehan dibawah pohon beringin sambil makan bakso membahas tentang studi dan disertasi. Kebetulan didekat gedung pasca kampus tempat kami belajar ada bakso yang rasanya cocok dilidah kami, tempatnya juga tempatnya bersih.     

Kuasai Alat Analisi Statistik yang Diperlukan

Saat ini banyak sekali software untuk mengolah data  statistik, tidak perlu dikuasai semua, pilih salah satu atau beberapa saja disesuaikan dengan kebutuhan.

Mengingat keterbatasan waktu, dan sumberdaya lainnya, memilah dan memilih alat analisis statistik, kemudian dipelajari, dan dipraktikan sampai berhasil menguasai adalah pilihan bijak. Percuma ikut pelatihan software ini, itu, tetapi tidak digunakan. Seperti keterampilan lainnya, kalau tidak sering praktik maka akan cepat lupa dan hilang.

Di kampus tempat saya belajar sering sekali ada pelatihan gratis analisis statistik yang terbaru. Kadang tertarik untuk ikut, karena penasaran ingin tahu, padahal tidak saya butuhkan. Penelitian saya tidak menggunakan alata analisis tersebut. Sebagai pengajar, tentu bagus sekali jika paham banyak berbagai alat analisis, apalagi gratis dan ada waktu. Hal ini justru akan mengganggu proses studi jika tidak bijak menyikapinya. Semua pelatihan diikuti, sehingga waktu tersita untuk melakukan hal yang tidak perlu. Akibatnya tidak sempat mendalami bidang yang kita kaji, dan tidak sempat menulis disertasi.

Analisis SEM AMOS sangat menarik perhatian saya waktu itu, tidak hanya sekedar tertarik namun penelitian saya juga sangat cocok dianalisis menggunakan alat tersebut. Maka saya investasikan waktu untuk belajar baik melalui Youtube maupun dengan ahlinya. Tekad saya harus bisa menguasai agar nanti bisa mengolah data sendiri.

Tidak masalah juga sih jika mahasiswa doktoral memilih menyerahkan olah data dengan memakai jasa orang lain. Lebih cepat dan tidak perlu pusing tinggal sediakan biaya. Kembali kepada diri masing-masing, karena ini menyangkut kepuasan batin, juga prinsip dan kemampuan finansial. Ada yang mampu membayar tetapi lebih memilih mengolah sendiri, dengan alasan kepuasan batin. Ada juga mahasiswa yang karena kesibukannya, tidak sempat mengolah sendiri dan menyerahkan ke orang lain. Semua itu boleh-boleh saja, tidak perlu diperdebatkan. Yang penting jujur, tidak memanipulasi data, jangan direkayasa.

Olah data itu tidak mudah, prosesnya sering mengalami kendala, bahkan jika diperlukan harus ambil data lagi.  Kalau olah data SEM AMOS, ada aturan normalitas, maka banyak data yang error dan harus dihilangkan. Hal ini bisa berpotensi kekurangan data, sehingga harus turun lapangan untuk survey lagi dan ambil data lagi. Tentu ini sangat dihindari oleh mahasiswa karena akan memakan waktu, tenaga, dan biaya. Oleh karenanya ada yang sengaja memanipulasi data untuk menghindarinya.

Kekurangan data bisa diantisipasi dengan menambah jumlah responden diatas target. Misalnya reponden yang dibutuhkan hanya 200, dinaikan menjadi 300 atau 400 jumlahnya. Bisa juga dengan melakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan responden memahami diksi pertanyaan dalam kuesioner, agar jawaban yang diberikan tepat dan tidak hasilnya tidak bias. Banyak jalan untuk menjadi jujur,dan mujur.

Lakukan Publikasi Di Jurnal Bereputasi

Jangan hanya fokus menulis disertasi sampai lupa publikasi. Ungkapan itu sangat tepat, sebab tidak hanya laporan disertasi saja sebagai syarat untuk lulus. Rasanya seluruh kampus di Indonesia, menerapkan syarat publikasi ilmiah dijunal scopus dan bereputasi. Ya, karena peraturan itu dari pemerintah bukan pihak universitas. Untuk itu mahasiswa harus bisa membagi waktu untuk bisa melakukan keduanya. Beraaaat ya? Memang …tapi menyenangkan kalau dilakukan dengan rasa suka hehe. Sangat menantang, dan ada kepuasan yang dalam setelah berhasil menaklukan.

 

Publikasi bisa dilakukan langsung submit artikel ke jurnal yang diinginkan, bisa juga melalui jalur konferensi internasional. Terhitung dua kali saya melakukan presentasi di kancah konferensi internasional yaitu di Malang tahun 2016 dan Bali tahun 2017. Konferensi pertama menghasilkan prosiding dan konferensi kedua menghasilkan artikel scopus Q2.

Apa sesederhana itu, ohh tentu tidak Ferguso dan Esmeralda proses panjang harus dilalui untuk melakukan publikasi di jurnal bereputasi. Berdarah-darah sering dikatakan begitu. Juga memerlukan waktu yang sangat lama. Proses artikel saya mulai dari presentasi di konferensi memerlukan waktu dua tahun 9 bulan. Kalau dihitung dari mulai penelitian dan olah data, menulis naskah, bisa lebih panjang lagi waktunya.

Berbeda dengan prosiding, setelah dipresentasikan insyallah pasti akan terbit. Bahkan pada saat acara berlangsung prosiding versi cetak sudah jadi. Prosesnya lebih mudah, karena tanpa direvisi, kecuali prosiding yang terindeks scopus harus melalui proses revisi sebelum publikasi.

Pengalaman sangat berharga bisa mengikuti even-even konferensi internasional. Bisa bertemu ilmuwan dari berbagai lintas ilmu, menambah wawasan dan pertemanan. Selain itu sebelum pandemic covid-19, konferensi dilakukan di berbagai kota, sehingga selain presentasi juga bisa mengunjungi tempat wisata dan mengenal budaya masyarakat setempat. Semakin kaya pengalaman dan wawasan.   

Ikhtiar Sudah, Saatnya Pasrah dan Berserah

Jika semua formula sudah dicoba, segala usaha dan coba telah dilakukan, maka pasrah kepada yang Maha Kuasa adalah pilihan tepat. Serahkan segala hasil hanya kepada Allah Yang Maha Esa, Maha Berilmu, Maha segalanya…karena nyata adanya tanpa Allah kita tidak bisa apa-apa.

Ide banyak tapi hanya mampir dikepala, tanpa ijin dari Allah tidak akan bisa dituangkan kedalam tulisan. Itu hanya contoh kecil saja.

Kalau sudah begitu, mestinya lulusan S3 layaknya ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Apa yang bisa di sombongkan? Sedangkan paham ilmu hanya titipan.

Semakin banyak belajar, semakin paham bahwa diri banyak tidak paham…karena luasnya ilmu Allah. Tak akan cukup waktu menguasainya, kita hanya diberi setetes saja, sungguh tidak ada apa-apanya dibanding ilmu Allah.

Penutup

Tidak ada penelitian disertasi yang sempurna, maka cukupkan saja. Disertasi yang bagus adalah disertasi yang selesai.

Tidak ada penelitian yang absolut hasilnya, karena ilmu terus berkembang, bisa dan terus akan berubah…

Tidak akan bisa diselesaikan dalam satu masa, dan oleh satu orang…akan ada penelitian lanjutan

Demikian tulisan mengenai studi S3 dan menulis disertasi, masih banyak kekurangan, semoga bermanfaat.

1 comment:

  1. mba inspiratif banget mba.. kl dari proses disertasinya, apakah bener mba dari UNS?

    ReplyDelete